Menganal Angklung
Alat musik angklung merupakan rumpun kesenian yang menggunakan alat musik dari bambu yang berasal dari Jawa Barat. Jenis bambu yang dipakai biasanya menggunakan awi wulung (bambu berwarna hitam) dan awi temen (bambu berwarna putih). Setiap nada yang dihasilkan dari bunyi tabung bambu yang berbentuk wilahan dari ukuran kecil, sedang, hingga besar, akan membentuk irama lagu yang mengasyikkan.
Asal muasal terciptanya musik angklung tak bisa dilepaskan dari pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi sebagai makanan pokok, yang melahirkan mitos kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi Padi, pemberi kehidupan. Kendati muncul pertamakali di daerah Jawa Barat, angklung dalam perkembangannya, berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera.
Sejarah Angklung
Pameran Purwa Rupa Angklung Indonesia kali ini akan menampilkan sejarah munculnya angklung menjadi tiga bagian yaitu Bagian Angklung Tradisi, Angklung Masa Kini, dan Angklung Masa Depan. Pada bagian Tradisi akan dihadirkan 12 jenis angklung tradisi dari berbagai komunitas adat se-Indonesia. Antara lain memajang angklung berusia lebih dari 200 tahun.
Pada segmen Masa Kini dikenal seorang tokoh yang berjasa besar bagi berkembangnya angklung yaitu Daeng Soetigna yang sejak 1938 mengubah bentuk dan fungsi angklung dari fungsi ritual dengan nada pentatonik, menjadi fungsi pendidikan dengan nada diatonik kromatik.
Angklung peninggalan Daeng yang pertama kali dibuat, akan dipamerkan.